
85 Persen Tenaga Kerja RI Pendidikan SMA ke Bawah, Kualitas SDM Tertinggal
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli memaparkan berbagai tantangan ketenagakerjaan yang tengah dihadapi Indonesia saat ini. Menaker menyebut bahwa tantangan ketenagakerjaan Indonesia bukanlah hal baru, melainkan kondisi bawaan yang sudah lama ada.
Dia mencontohkan tingkat pengangguran terbuka yang meski secara persentase hanya 4,7 persen, namun dalam konteks populasi Indonesia yang mencapai 280 juta jiwa, angka ini berarti jutaan orang masih belum memiliki pekerjaan.
“Kita juga menghadapi realitas bahwa 85 persen tenaga kerja kita berpendidikan SMA ke bawah. Ketika teknologi dan AI mulai mengancam, ini jadi beban berat,” ungkap Menaker seperti dilansir laman Kemnaker, Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Selain itu, kualitas SDM juga menjadi sorotan karena indeks pembangunan manusia Indonesia dan produktivitas kerja masih di bawah rata-rata ASEAN.
Menurut Yassierli, rendahnya produktivitas tersebut membuat daya saing industri nasional lemah. Ia menilai selama ini industri lebih dimanjakan oleh insentif finansial, tetapi belum cukup membangun daya tahan (resilience) yang berkelanjutan.
Menaker juga menegaskan bahwa secara struktural, Kementerian Ketenagakerjaan berada di posisi hilir, sehingga tak memiliki instrumen langsung untuk menciptakan lapangan kerja.
“Tapi kami tidak tinggal diam. Sekarang kami sedang membangun kolaborasi lintas kementerian dan lembaga. Sudah ada hampir 20 MoU,” jelasnya.
Di antara bentuk kolaborasi itu, jelas Yassierli, adalah melibatkan Kementerian Koperasi. Menaker menyebut saat ini Kemnaker sedang memosisikan diri layaknya divisi HR nasional, termasuk menyiapkan arsitektur kurikulum pelatihan khusus untuk koperasi. “Banyak koperasi gagal bukan karena legalitasnya, tapi karena kualitas SDM-nya. Kami akan alokasikan effort dan anggaran dari balai-balai latihan kerja untuk memperkuat ini,” ujarnya.