China menyatakan telah meminta agar para pihak di Gaza dapat menghindari eskalasi konflik dan mendorong gencatan senjata pasca Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Iran akan segera merespons Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
“China telah menyerukan upaya internasional untuk mengakhiri konflik di Gaza secepat mungkin dan mencegah meluasnya konflik. Kami mendukung semua upaya yang berkontribusi pada gencatan senjata permanen dan menyeluruh di Gaza,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam keterangan tertulis di Beijing, Kamis.
Sebelumnya dalam wawancara dengan kantor berita Rusia TASS, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Iran akan segera merespons Israel atas pembunuhan yang dilakukan atas pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Hamas dan Iranmenuding Israel melakukan pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh pada 31 Juli 2024 di wilayah Iran. Tel Aviv tidak membenarkan atau menolak bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
“China berperan aktif dalam meredakan ketegangan regional dan akan bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk meredakan situasi, menghindari eskalasi konflik dan konfrontasi lebih lanjut,” tambah Lin Jian.
Kelompok Hizbullah, Lebanon, juga diperkirakan akan melakukan pembalasan setelah Israel membunuh komandan seniornya Fouad Shukr dalam sebuah serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli.
Shukr dibunuh beberapa jam sebelum Haniyeh, membuat kawasan semakin tegang dan siaga untuk kemungkinan perang lebih luas, di tengah serangan Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza yang menyebabkan hampir 40 ribu warga Palestina tewas dalam pembantaian yang telah berlangsung selama 10 bulan.
Sementara itu, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 itu telah menewaskan 1.139 orang.
Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan mereka yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Akibat serangan Israel tersebut, hampir 40 ribu warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, dan lebih dari 92 ribu lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari 10 bulan sejak perang tersebut, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.