Harga emas terus merangkak ke level tertinggi sepanjang masa. Hal ini bisa menjadi sentimen positif yang menggerakan harga saham emiten pemilik tambang emas.
Melansir Refinitiv, harga emas dunia (XAU) pada penutupan perdagangan Jumat (13/9/2024) berhasil menguat 0,69% ke posisi US$ 2.576,49.
Harga emas melanjutkan penguatan selama dua berturut-turut, sehingga sepanjang pekan berhasil melesat 3,18% dan menyentuh rekor All Time High (ATH) baru.
Harga emas dunia sepanjang pekan lalu bergairah hingga mencetak rekor terbarunya sebanyak dua kali, ditopang oleh prospek pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang kian terang setelah rilis data tenaga kerja yang tetap stabil disertai inflasi masih dalam tren melandai.
Dari data tenaga kerja, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 7 September 2024 naik 2.000 menjadi 230.000 yang disesuaikan secara musiman.
Sementara itu dari data inflasi, Indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir naik 0,2% pada Agustus, dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan 0,1%. Angka inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3%, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%.
Meski begitu, data inflasi konsumen atau indeks harga konsumen (CPI) AS periode Agustus yang rilis Rabu lalu menunjukkan hasil baik. Dalam basis tahunan tumbuh 2,5%, lebih baik dari ekspektasi yang berharap tumbuh 2,6% dari bulan sebelumnya 2,9%.
Laju inflasi yang secara keseluruhan telah melandai ini setidaknya meredakan kondisi pasar tenaga kerja yang mengecewakan pekan lalu dan ekspektasi pasar terhadap resesi ekonomi.
Mengutip Reuters, Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia menyatakan data pekan ini cukup meyakinkan untuk The Fed bisa pivot secara lebih konservatif.
“Data minggu ini cukup menegaskan bahwa kita tidak mungkin mengalami pendaratan keras dan bahwa kita sedang mengalami pendaratan lunak. Inflasi turun pada angka konsumen dan produsen,” ungkap Peter.
Beberapa emiten tambang emas di Tanah Air yang potensi dapat berkah dari kenaikan harga emas diantaranya ada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Emiten yang harga sahamnya paling sensitif terhadap kenaikan harga emas biasanya adalah yang memiliki pendapatan paling banyak dari segmen emas. Secara lebih rinci, berikut ada perbandingan segmen emas terhadap total pendapatan dari lima emiten tambang emas per Semester I/2024 :