Kondisi kesehatan danĀ usia tua jadi tantangan tersendiri bagi Bapa Suci Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Dunia yang akan memulai perjalanan Apostolik ke Asia, mulai 2 sampai 13 September 2024 mendatang. Negara pertama yang akan dikunjungi dalam lawatan kali ini adalah Indonesia.
Dalam beberapa kesempatan, Paus Fransiskus terlihat harus menggunakan kursi roda saat melakukan pertemuan dengan umat, baik usai memimpin misa maupun dalam tugas-tugas kunjungan yang dilakukan. Padahal, lawatan ke Asia ini merupakan perjalanan Apostolik Paus Fransiskus terpanjang dalam masa karya kepausannya.
Terkadang, Paus Fransiskus memang tak menggunakan kursi rodanya, namun harus ditopang dengan tongkat. Hal itu karena Paus Fransikus yang kini berusia 87 tahun itu memang sudah bertahun-tahun menderita sakit pada lututnya.
Sejak Mei 2022, untuk pertama kalinya Paus Fransiskus terlihat menggunakan kursi roda saat tampil di muka umum dikarenakan menderita sakit lutut. Hal tersebut menyebabkan kemampuan Paus dalam melakukan aktivitas dan bergerak semakin terbatas.
Oleh karena itu, kondisi kesehatan Paus Fransiskus yang rencananya akan tiba di Jakarta pada 3 September 2024 cukup menjadi perhatian publik.
Paus Fransiskus akan menjadi sosok Paus ketiga yang mengunjungi Indonesia setelah kunjungan yang pertama Paus Paulus VI pada 1970 dan yang kedua Paus Yohanes Paulus II pada 1989 silam.
Menghitung dari kunjungan terakhir, umat Katolik di Indonesia sudah menunggu setidaknya 35 tahun untuk dikunjungi pemimpin tertinggi Gereja Katolik Dunia ini.
Saat berkunjung ke Indonesia nanti, Paus Fransiskus menjadi yang paling tua jika dibandingkan dua pendahulunya.
Paus Paulus VI datang ke Indonesia ketika berusia 73 tahun. Sementara Paus Yohanes Paulus II pada 1989 lalu berkunjung ketika berada di usia 69 tahun.
Perbedaan usia yang cukup signifikan membuat isu kesehatan Paus Fransiskus menjadi perhatian.
Perlu diketahui, Paus saat ini menderita hernia dan telah menjalani sejumlah operasi, yakni abdomen dan usus besar.
Selain itu, Ia mengalami gangguan pada kakinya yang membuatnya harus menjalani operasi lutut. Oleh karena itu, Ia harus dibantu dengan kursi roda.
Meskipun begitu, Ia akan memulai perjalanan 11 hari untuk perjalanan apostolik ke Asia Pasifik yang akan menguji kesehatan fisiknya dan pesan-pesan inti kepausannya, dengan fokus pada kaum miskin, lingkungan hidup, dan Gereja Katolik di pinggiran.
Berdasarkan laporan L’osservatore Romano, perjalanan Apostolik ini akan menjadi visitasi terpanjang selama masa kepausannya di kawasan Asia Pasifik.
Paus direncanakan mengunjungi Indonesia pada 3-6 September, lalu bertolak ke Papua Nugini (6-9 September), Timor Leste (9-11 September), dan Singapura (11-13 September).
Secara berurutan, Fransiskus menjadi yang pertama dikunjungi, Kemudian beliau dijadwalkan ke Port Moresby dan Vanimo (Papua Nugini), Dili (Timor Leste), dan mengakhiri tur pontifikalnya di Singapura.