Niat Nyari Senjata Bekas, TNI Malah Temukan Harta Karun Emas & Berlian

Gali Tanah Tak Sengaja Dapat Guci, Ternyata Isi Harta Karun

Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pernah tak sengaja menemukan harta karun di daerah Jawa Barat. Bermula dari upaya mencari senjata peninggalan Jepang, tentara malah menemukan tumpukan emas dan berlian.

Cerita bermula ketika pasukan TNI menemukan peti misterius super besar di Cigombong, Jawa Barat pada 1946. Sebelumnya, lokasi itu merupakan salah satu markas tentara Jepang. Mulanya tentara mengira kotak itu berisi obat-obatan, namun isinya ternyata hanya kondom.

Meski demikian, temuan peti peninggalan Jepang ini membuat tentara dan masyarakat sekitar menggali lahan lain. Tujuannya untuk menemukan senjata bekas Jepang guna dipakai melawan Belanda yang mau datang lagi.

Perburuan senjata ini sempat menimbulkan korban. Sebuah bom peninggalan Jepang tak sengaja meledak dan melukai beberapa pasukan. Namun, pada kesempatan lainnya seorang prajurit TNI, Sersan Mayor Sidik menemukan sebuah guci.

Sidik kemudian menyerahkan guci itu kepada Kolonel Alex Evert Kawilarang yang saat itu menjabat Komandan Brigade TNI. Setelah dibuka, guci itu ternyata berisi kaos kaki. Namun, di dalam kaos kaki itu, ternyata berisi emas, permata dan berlian.

“Mereka kaget melihat isinya emas permata dan berlian yang sudah dicongkel-congkel gemerlapan,” seperti dikutip dari buku Haji Priyatna Abdurrasyid: Dari Cilampani ke New York, Minggu, (4/8/2024).

Beberapa orang yang menemukan guci itu sempat bernafsu ingin memiliki harta di dalamnya dengan dalih untuk keperluan berjuang. Kesal dengan ucapan itu, Alex Kawilarang langsung menyodorkan dua peti granat.

“Bapak-bapak mau berjuang lagi? ini untuk berjuang,” kata Kawilarang.

Kawilarang disebut juga langsung mengusir orang-orang yang masih penasaran dengan harta itu. “Ini untuk berjuang!,” tegas Kawilarang.

Tak lama kemudian, Kawilarang juga langsung menyurati Residen Bogor Moerdjani mengenai temuan tersebut. Dia mengatakan harta yang ada di dalam guci itu harus diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri. Moerdjani enggan menerimanya. Dia meminta Kawilarang sendiri yang mengirimkan harta karun itu ke pemerintah pusat.

Tak ambil pusing, Kawilarang memerintahkan anak buahnya, Letnan Godjali dan beberapa tentara muda untuk mengirimkan harta karun it uke pemerintah pusat yang berada di Yogyakarta. Semua barang dikirimkan secara utuh dan diterima oleh Sekretaris Kementerian Dalam Negeri, Sumarma.

Koran Ekspres pada (29/9/1972) menyebutkan harta karun yang ditemukan Kawilarang dan pasukannya terdiri dari 7 kilogram emas dan 4 kg berlian. Saat itu, harta tersebut ditaksir bernilai Rp 6 miliar. Laporan tim menyebutkan harta karun diserahkan pada Bank Negara Indonesia (BNI-46) di Yogyakarta yang saat itu dipimpin oleh Margono Djojohadikusumo.

https://lukenivip.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*