Presiden Direktur PT Prudential Sharia Life Assurance, Iskandar Ezzahuddin menyebut asuransi syariah menunjukkan perkembangan positif. Hal ini seiring dengan menjamurnya produk-produk bagi segmen muslim.
Dia menjelaskan pangsa pasar asuransi syariah memang masih tergolong kecil, yakni berkisar 11%. Namun, dalam tujuh tahun terakhir, pertumbuhan asuransi syariah meningkat secara signifikan dan mencapai dua digit.
“Untuk Prudential Syariah, kami sudah melihat kontribusi APE asuransi syariah melebihi 20% dari total annualized premium equivalent (APE) di Prudential Indonesia,” ujar dia dalam Sharia Economic Forum ‘Ekonomi Syariah 10 Tahun Terakhir’, Jumat (20/9/2024).
Dia mengungkapkan, bahwa dalam 20 tahun terakhir, produk-produk bagi segmen muslim atau produk syariah semakin diminati dan bervariasi, seperti makanan, kosmetik, busana, dan layanan perbankan. Apalagi demografi populasi muslim mencapai 90% dari 280 juta penduduk.
“Perbankan syariah sudah hadir di Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Kini, asuransi syariah juga mulai berkembang,” jelas Iskandar.
Untuk diketahui laporan The Global Islamic Economy Indicator dalam State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023 yang diluncurkan oleh Dinar Standard di Dubai, Uni Emirat Arab mencatat kinerja perekonomian syariah di Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Malaysia dan Arab Saudi.
Di samping itu, kinerja perekonomian syariah nasional mencatatkan prestasi gemilang. BI mencatat, pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tumbuh sebesar 14,07% secara tahunan (year on year/yoy) pada Mei 2024.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan konvensional yang tumbuh 12,15% secara yoy. Sektor ekonomi dan keuangan syariah pun diprediksi akan mengalami pertumbuhan dan menjadi penopang utama ekonomi nasional dalam beberapa tahun mendatang.
Pertumbuhan ini ditopang oleh beberapa subsektor unggulan yang masuk kategori halal value chain (HVC), seperti sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim.
Dengan catatan itu, Iskandar pun menegaskan optimismenya akan pertumbuhan asuransi syariah. Adapun industri hanya perlu mengembangkan produk yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat.
“Kita perlu beralih dari apa yang kita lakukan di asuransi konvensional dan menerapkannya ke dalam asuransi syariah, serta lebih fokus pada kebutuhan segmen syariah. Itulah yang kami lakukan di Prudential Syariah,” pungkasnya.